Menurut Bapak Anies Baswedan, salah satu masalah besar di Indonesia itu adalah kurangnya meritokrasi. Ini jadi bahan perbincangan yang penting banget, apalagi kalau kita ngomongin soal pemerintahan, pekerjaan, atau bahkan pendidikan.
Menurut gua, meritokrasi itu sebenernya sederhana. Orang yang dipilih atau diberi amanah itu harus berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang dia punya, bukan karena faktor lain kayak kedekatan, relasi, atau faktor eksternal lainnya.
Contoh simpel, misalnya dalam dunia kerja—seharusnya orang yang punya skill, pengalaman, dan kapasitas yang tepat yang diutamakan buat menduduki posisi tertentu. Bukan karena dia punya koneksi atau faktor-faktor yang gak ada hubungannya dengan kemampuan dia. Begitu juga dalam dunia pendidikan atau pemerintahan—harusnya yang berkompeten yang diberi kesempatan untuk memimpin atau mengambil keputusan.
Terjadi juga di negara konoha terkait ini, tapiii ya kalian tau sendiri lah ya hehehe
Bahkan dalam Al-Qur’an di Surah Al-Mulk ayat 15, Allah sudah ngasih petunjuk tentang hal ini:
“Dia-lah yang menjadikan bumi itu mudah untuk kalian, maka jalanilah di segala penjuruannya dan makanlah rezeki yang telah diberikan-Nya. Kepada-Nya kalian akan kembali.”
Ayat ini ngajarin kita bahwa kita harus berusaha sebaik-baiknya dengan apa yang kita punya—dan kalau usaha itu maksimal, ya hasilnya pun akan maksimal. Bukan berdasarkan faktor lain.
Di sisi lain, sains juga bilang kalau meritokrasi itu penting buat menciptakan sistem yang lebih adil dan efisien. Menurut penelitian yang diterbitkan di Harvard Business Review, perusahaan-perusahaan yang menerapkan sistem meritokrasi cenderung lebih produktif dan inovatif karena orang yang terpilih memang sudah terbukti mampu.
Jadi, kalau kita ingin negara atau tempat kerja yang lebih adil dan berkembang, meritokrasi adalah kunci. Pilihlah orang yang berbasis pada keahlian, bukan karena hal-hal di luar itu.