23. Bahagiain Diri Sendiri

Sering banget gua denger cerita, terutama dalam pernikahan yang lagi gak baik-baik aja. Ada yang sampai ngomong soal kemungkinan bercerai, lalu mulai mikir tentang “gimana nasib anak-anak nanti”, “gimana keluarga akan melihat”, dan berbagai kekhawatiran lainnya. Tapi, yang sering terlupakan adalah bahwa diri kita sendiri juga berhak untuk bahagia.

Gak sedikit orang yang terjebak dalam kewajiban untuk menyenangkan orang lain atau menjaga keharmonisan keluarga, sampai akhirnya lupa ngurus kebahagiaan diri sendiri. Padahal, kalau kita terus-menerus mengorbankan diri sendiri dan gak memberi ruang buat kebahagiaan kita, itu bisa bikin kita hilang arah, bahkan stres.

Dalam Islam juga diajarkan untuk menjaga keseimbangan dalam hidup. Salah satu hadis Rasulullah SAW mengatakan:

“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah, meskipun keduanya baik.”
(HR. Muslim)
Hadis ini ngingetin kita bahwa penting untuk menjaga kekuatan diri—baik fisik, mental, dan emosional—karena kita gak bisa memberi yang terbaik kalau kita sendiri gak dalam keadaan baik.

Dari sisi psikologi juga, seringkali kebahagiaan diri sendiri itu adalah fondasi buat hubungan yang sehat. Kalau kita gak bahagia, kita cenderung gak bisa memberi kebahagiaan yang tulus ke orang lain. Sebaliknya, ketika kita menjaga kebahagiaan diri sendiri, kita juga bisa lebih hadir dan memberi support yang positif buat orang yang kita sayang.

Jadi, bahagiain diri sendiri juga penting. Jangan lupa untuk punya waktu buat diri sendiri, untuk ngerawat mental dan fisik kita, biar bisa memberi yang terbaik untuk orang lain.