Lanjutan dari disiplin, gua juga pengen bahas soal integritas. Di salah satu video post Instagram, gua pernah nemu arti integritas yang gampang banget dimengerti:
“Integrity is doing the right thing, even when no one is watching.”
Simpelnya: mau ada yang lihat atau enggak, mau orang tahu atau enggak, kita tetap ngelakuin yang benar dan baik.
Contoh paling relate: pas SD, tiba-tiba ada pengumuman kalau guru nggak masuk, terus kita seneng banget kan? Padahal ya, guru masuk atau enggak, seharusnya kita tetap belajar. Karena niatnya bukan buat nyenengin guru, tapi karena tahu itu kewajiban kita sebagai murid.
Di dunia kerja juga sama. Mau atasan ada atau enggak, bahkan kalau owner sekalipun gak kelihatan, kalau udah jam kerja ya kita tetap kerja. Karena kerja itu bukan cuma soal disuruh atau diawasi, tapi tanggung jawab yang kita pegang.
Dalam Islam, ada konsep yang namanya Muroqobah — merasa selalu diawasi oleh Allah. Gua pribadi berusaha tanamin itu: dimanapun gua, apapun yang gua lakuin, Allah tahu. Itu ngebantu banget buat jaga diri. Karena ketika lo sadar Allah selalu tahu, lo jadi lebih hati-hati dalam niat dan tindakan.
Allah berfirman dalam QS. Al-Hadid: 4:
“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Ayat ini ngasih reminder kuat: kita nggak pernah sendiri. Allah selalu tahu.
Secara sains juga ada pembahasannya. Dalam studi psikologi, dikenal konsep internal moral compass. Riset dari Harvard Business Review bilang:
“People with high integrity perform better long-term because they don’t rely on external validation or fear-based motivation.”
Artinya, orang yang punya integritas tinggi biasanya lebih stabil dan sukses dalam jangka panjang, karena mereka ngelakuin yang benar tanpa harus disuruh atau dipantau.
Buat gua, integritas itu pondasi penting buat hidup. Nggak cuma buat urusan kerjaan atau agama, tapi buat segala hal. Lo bisa pinter, bisa disiplin, tapi kalau gak ada integritas—gampang banget kepleset.